Sabtu, 05 Mei 2012

Wow, Sendratari Ramayana Raih Penghargaan Internasional


INDONESIA patut berbangga hati sebab salah satu budaya nasional mendapat penghargaan internasional di ajang PATA Gold Award 2012. Sendratari Ramayana Candi Prambanan mengalahkan 10 kontestan dari 79 negara untuk kategori 'Heritage and Culture' atau warisan budaya bangsa.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti di Jakarta, Rabu (25/4). Ia berharap kemenangan itu menginspirasi komunitas kesenian untuk giat berkarya dan berjuang meraih prestasi.

"Saya ucapkan selamat kepada pembinanya PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWCBPRB). Ini prestasi membanggakan setelah 51 tahun berkarya," kata Wiendu. Wamen juga berpesan agar memperbaharui seni tari tradisional agar peminat penonton tak menyusut.

Sendratari Ramayana memikat perhatian juri dalam konferensi tahunan Pacific Asia Travel Association (PATA) 2012 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 21 April 2012. Karya yang berasal dari DI Yogyakarta itu dinilai dari segi pelestariannya, pengembangan, popularitasnya di dalam dan luar negeri, dampak eksternalnya bagi masyarakat sekitar serta keunikan tariannya yang memadukan seni tradisional dan modern.

Sementara itu, Dirut TWCBPRB Purnomo Siswoprasetjo mengatakan, penghargaan PATA Gold Award 2012 itu merupakan penghargaan PATA Award yang diterima pihaknya untuk ketiga kalinya, yang pertama diterima di Selandia Baru pada 1994 dan kedua di Beijing, China, pada 2011.

Cerita Sendratari Ramayana merujuk pada relief Epos Ramayana yang terukir dalam bentuk tiga dimensi terpahat di batu candi Prambanan yang dibangun pada abad ke-9 dan telah diakui sebagai Unesco world culture heritage list Indonesia.

Menurut dia, pentas Sendratari Ramayana tersebut pertama kali dilaksanakan di panggung terbuka sebelah selatan Candi Prambanan atas gagasan Letjen TNI (purn) GPH Djati Kusumo untuk menjadi daya tarik wisatawan waktu itu.

Kini, lanjut dia, sendratari Ramayana yang dipentaskan di panggung terbuka berlatar belakang Candi Prambanan tiap Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu atau seminggu penuh di kala bulan purnama itu semakin banyak mendulang penonton.

"Sepanjang 2011 sekitar 75 ribu pengunjung menonton sendratari ini, meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya yang sekitar 50 ribu, meski kebanyakan anak-anak sekolah domestik," katanya.(Ant/RRN)

Comment : Yeah !!! This’s Indonesia who has a good historical culture. In every province, they have their own historical that give them a characteristic to introduce their culture. No wonder if Indonesia has a value of its own.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar