Selasa, 10 Januari 2012

HIRUK PIKUK KEMACETAN DI KOTA JAKARTA

Tugas Individu Mata Kuliah Bahasa Indonesia
 
Rizka Setiarini
23209670
Akuntansi

BAB   1
PENDAHULUAN


1. 1        Latar Belakang Masalah
            Kemacetan lalu lintas adalah salah satu gambaran kondisi transportasi Jakarta yang hingga kini masih belum bisa dipecahkan secara tuntas. Kondisi terparah terjadi pada pagi hari, waktu berangkat kantor dan sekolah, dan sore hari, waktu pulang kerja. Bahkan di sejumlah ruas di dalam pusat kota, kemacetan juga bisa terjadi di siang hari.
Di lain sisi, peningkatan jumlah kendaraan pribadi (mobil dan motor) ini tidak seimbang dengan penambahan jumlah jalan. Laju pertumbuhan kendaraan di Jakarta adalah sebesar 14% per tahun, sementara penambahan luas jalan hanya 4,9% per tahun. (Lampiran Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman Nomor10/KPTS/M/1999). Sebagai gambaran, selama tahun 2003 sampai 2007 nyaris tidak ada penambahan luas badan jalan-jalan utama, selain pembangunan 21 terowongan dan jalan layang.
Data Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta menunjukkan, luas jalan di Jakarta pada 2008 mencapai 41,65 juta m2 atau hanya 6,3% saja dari luas seluruh wilayah ibukota negara ini yang berluas 662 juta m2. Dari luas jalan tersebut, hampir setengahnya atau 20,99 juta m2 merupakan jalan lokal.
Sementara itu, jumlah mobil pribadi terus bertambah dari 1,1 juta unit pada 2001 menjadi lebih dari 2 juta pada 2008. Apabila ditambah dengan mobil barang dan bus, jumlahnya mencapai 2,7 juta unit. Adapun pertambahan jumlah sepeda motor dari 2 juta unit (2002) menjadi 6,8 juta unit pada tahun 2008. (Ditlantas Polda Metro Jaya, 2008)

1. 2        Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Pengertian Macet
2. Penyebab Kemacetan
3. Dampak Negatif Dari Kemacetan
4. Cara Menanggulangi Kemacetan

      1. 3      Tujuan Penulisan
            Tujuan penulisan ilmiah ini adalah menyelesaikan tugas individu mata kuliah Bahasa Indonesia.
      1. 4      Metode Penulisan
            Metode yang digunakan dalam menyelesaikan penulisan ilmiah ini adalah metode deskriptif, metode dengan cara datang ke sumber data dan menganalisis apa adanya.
      1. 5      Sistematika Penulisan
            Sistematika penulisan ilmiah ini dimulai dari mencari masalah yang akan dibahas, selanjutnya saya membuat rumusan masalah, lalu saya menyusun bab I yang terdiri dari : pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika. Setelah itu saya menyusun bab II yang terdiri dari : isi dan penjelasan dari rumusan masalah yang dikaji. Terakhir yaitu bab III yang terdiri dari : Kesimpulan.

BAB 2
Isi

2.1 PENGERTIAN MACET
Macet yaitu sebuah kejadian dimana semua kendaraan berada di suatu jalan dalam jumlah yang banyak dan mengakibatkan padat kendaraan. Macet sering tidak di sukai sebab macet menimbulkan tabrakan atau keterlambatan kita ke tujuan.
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta dan Bangkok.

2.2 PENYEBAB KEMACETAN
Kemacetan di jalan raya pada pagi dan sore hari di kota besar sepertinya sudah menjadi rutinitas yang selalu terulang dan sepertinya sulit juga untuk hilang, meskipun merugikan bagi sebagian besar masyarakat hal ini tetap belum ada penyelesaian yang pas, sehingga kemacetan pada pagi dan sore hari selalu terjadi. Berikut sedikit dari berbagai penyebab terjadinya kemacetan di jalan raya terutama di kota-kota besar bedasarkan pengalaman berkendara selama ini :
1. Yang paling utama penyebab terjadinya kemacetan adalah jumlah kendaraan yang tidak terkontrol. Membludaknya para pengguna kendaraan tidak sesuai dengan kapasitas arus jalan yang telah melewati kapasitasnya.
2.   Pemanfaatan ruang kendaraan yang kurang maksimal, yang paling mudah kita lihat adalah mobil, tidak sedikit dari mobil yang ada dijalan hanya dikendarai oleh satu orang, hal ini tentunya sangat disayangkan karena perbandingan ukuran satu mobil sama dengan 4 motor.
3.   Pengendara yang tidak saling peduli dengan pengendara yang lain adalah salah satu dari kemacetan yang sering terjadi, hal ini banyak dikarenakan kurangnya sistem edukasi dini tentang berkendara. Misalnya saja seperti pengendara kendaraan yang berjalan lambat di lajur sebelah kanan, kemudian adanya parkir liar sembarangan di sekitar pusat perbelanjaan atau di warung makan pinggir jalan. Lalu adanya pasar tumpah yang memakai badan jalan untuk berjualan disepanjang jalan serta digunakan untuk parkir motor sembarangan tanpa adanya izin dari dinas perhubungan.
4.   Pembangunan gedung-gedung umum atau bangunan mall kurang memperhitungkan tingkat kemacetan yang akan ditimbulkan, hal ini tidak sedikit kita jumpai di kota-kota besar pembangunan gedung mall atau gedung perkantoran yang mengakibatkan kemacetan yang luar biasa.
5.   Terjadi kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas.
6.   Cuaca yang tidak mendukung ternyata juga termasuk dalam alasan dari kemacetan. Misalnya saja hujan yang mengakibatkan jalanan banjir dan licin. Jalanan banjir juga dapat memperlambat jalannya kendaraan, selain itu jalanan yang licin juga dapat mengakibatkan kecelakaan bagi para pengendara. Misalnya saja, baru-baru ini terjadi kecelakaan di daerah sekitar Sumareccon, Bekasi. Ada truk yang terguling disana, tapi tak terlihat sama sekali ada mobil derek untuk mengangkat ataupun menyingkirkan truk terguling tersebut. Akhirnya terjadilah kemacetan panjang dari daerah tersebut sampai dengan Harapan Indah, Bekasi.
7.   Ada perbaikan jalan. Seperti yang terjadi disepanjang Jalan Sudirman, Jakarta Selatan. Disana sedang dibuat gorong-gorong yang digunakan untuk menampung air ketika hujan deras, sehingga mengurangi banjir yang selalu terjadi disepanjang jalan itu.
8.   Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas. Lampu lalu lintas yang tidak menyala dan penghitung waktunya yang tidak bekerja dengan baik terkadang membuat para pengendara berlomba-lomba untuk saling mendahului dijalanan. Pada akhirnya terjadilah penumpukkan ditengah jalan.

2.3 DAMPAK NEGATIF DARI KEMACETAN
Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara lain disebabkan :
a. Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah.
Saat terjadi kemacetan, waktu menjadi terbuang percuma. Yang seharusnya para pengendara dapat sampai tempat tujuan tepat waktu, tetapi mereka bisa menghabiskan waktu setangah hingga satu jam bila terjadi kemacetan. Apalagi saat macet yang terjadi begitu parah, mereka bisa menghabiskan waktu 3 jam lebih untuk sampai ke tempat tujuan, terutama saat jam pulang kerja. Sehingga yang terjadi adalah para pengguna jalan pun menjadi stress dan mengganggu kelancaran kendaraan darurat dalam melaksanakan tugasnya, seperti ambulans dan pemadam kebakaran.
b. Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah.
Kemacetan yang berlebihan, ternyata juga dapat menguras bahan bakar secara sia-sia. Asap yang dihasilkan kendaraan lebih banyak dan mengakibatkan polusi udara yang parah dan juga memicu terjadinya global warming.
c. Kehausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi.
2.4 CARA MENANGGULANGI KEMACETAN
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehensip yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

Peningkatan kapasitas

Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti :
  1. Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan.
  2. Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah.
  3. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan.
  4. Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover.
  5. Mengembangkan inteligent transport sistem.

Keberpihakan kepada angkutan umum

Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain:
  1. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum
  2. Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai Busway,
  3. Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai metro di Perancis, Subway di Amerika, MRT di Singapura
  4. Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk kepada angkutan umum,

Pembatasan kendaraan pribadi

Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:
  1. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
  2. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
  3. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.
Sedangkan negara Singapura memiliki cara sendiri untuk mengurai kemacetan yang sudah sedemikian parah. Negara ini berencana menerapkan pembatasan kepemilikan mobil dan meningkatkan kelayakan sarana transportasi umum karena terbatasnya ruas jalan dan angka kepemilikan mobil meningkat 1,5 persen per tahunnya.
Untuk mengatur kepemilikan mobil, seorang pemilik mobil nantinya diharuskan mengantongi sertifikat kepemilikan yang hanya akan dikeluarkan sebanyak 30 ribu per tahunnya. Selain itu, mereka juga harus membayar tol melalui jaringan elektronik.
Statistik resmi saat ini menunjukkan ada 945.829 kendaraan bermotor di Singapura, termasuk mobil pribadi, taksi, dan sepeda motor. Jumlah ini meningkat 2,2 persen dari statistik tahun 2009.
Penduduk Singapura tercatat sebanyak 5,18 juta jiwa pada Juni 2011, meningkat 2,10 persen dibanding tahun lalu. Sebanyak 12 persen daratan Singapura kini menjadi jalanan, sementara 15 persen menjadi perumahan.
Lui berjanji akan mengatasi kemacetan dengan membangun lebih banyak stasiun metro dekat daerah perumahan dan memperbesar halte bus supaya bisa mengakomodasi lebih banyak penumpang.
Sedangkan menurut mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan untuk mengatasi tingkat kemacetan kendaraan bermotor yang sudah memprihatinkan di Jakarta, ada satu solusi jitu. Solusi tersebut menurut JK adalah dengan pengoperasian monorel.
Alasannya, karena monorel tidak mengambil jalan seperti busway. Jika terjadi banjir tetap jalan. Sedangkan bus, jika terjadi banjir, malah tambah menimbulkan kemacetan. Sudah tidak mungkin rasanya pemerintah membuat jalan baru, karena tidak ada lagi tanah lapang dan juga uang pun rasanya sudah tidak mencukupi.
Sebelumnya, usulan tentang hak inisiatif RUU pemindahan ibu kota sempat mendapatkan perhatian publik. Salah satu alasan mengapa ibu kota dipandang perlu untuk dipindahkan merupakan solusi pencegahan atas prediksi Jakarta macet total pada 2014 mendatang.

BAB 3
PENUTUP

    
3.1        Kesimpulan
            Kemacetan adalah hal yang kurang disukai penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta. Biasanya kemacetan terjadi karena adanya kecelakaan lalu lintas atau perbaikan jalan, tapi sekarang kemacetan terjadi karena jumlah kendaraan yang meningkat di setiap tahunnya. Andai saja pajak progresif kendaraan benar-benar direalisasikan, mungkin peningkatan jumlah kendaraan tidak sedrastis sekarang.
            Jalanan yang semakin sempit karena dibangunnya gedung-gedung mewah di kota-kota besar juga memicu terjadinya kemacetan. Gedung-gedung mewah yang dibangun itu akhirnya mengurangi daerah resapan air yang akhirnya menimbulkan banjir bila terjadi hujan dan kemacetan pun tidak bisa terhindari. Menurut ramalan, pada tahun 2014, Jakarta akan mengalami macet total.
            Banyak cara untuk mengurangi tingkat kemacetan, misalnya saja dengan dibangunnya monorel, seperti yang dituturkan oleh Bapak Jusuf Kalla. Karena tanah lapang yang sudah semakin minim dan dana yang tidak mencukupi, tidak mungkin lagi digunakan untuk memperlebar jalanan.
            Padahal transportasi umum seperti kereta dan bus transjakarta yang sudah ada sekarang, dapat mengurangi jumlah kendaraan yang ada dijalanan. Tapi karena alasan kurangnya bus dan koridor yang ada, akhirnya para penduduk produktif lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Sedangkan kereta api, baru-baru ini telah dibuat jadwal baru yang benar-benar tidak sesuai dengan jadwal para pegawai kantor ataupun jadwal para pelajar untuk benar-benar sampai ke tujuan tepat waktu.
            Kemudian ada lagi solusi lainnya, yaitu memindahkan ibu kota ke provinsi lain. Mungkin saja bisa terjadi, karena Jakarta memang kota yang teramat padat untung dikunjungi. Bayangkan saja, setiap Hari Raya Lebaran selesai, peningkatan penduduk di Kota Jakarta saja meningkat lebih banyak dari kota-kota lainnya. Padahal program Transmigrasi sudah dijalankan. Tapi nampaknya tidak ada efek yang bisa di ambil.
            Semuanya itu kembali lagi pada kesadaran masing-masing pengendara maupun para pengguna jasa transportasi. Andai diantara mereka ada aksi timbal balik yang baik, mungkin kemacetan atau hiruk pikuk yang terjadi tidak akan separah saat ini.

Daftar Pustaka

vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar